Thursday, 5 May 2011

Asal Mula Penduduk Mamasa

 Pembahasan
Indonesia mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam.kita memiliki 865 suku, dengan adapt-adat, tradisi-tradisi dan bahasa yang berbeda-beda dan mereka tersebar di berbagai pula. Sama sekali tidak mungkin untuk menyelidiki dan mengumpulkan data mengenai keberadaan masing-masing suku.hal ini membuktikan bahwa berapa banyak suku yang di negri ini, jadi sangta sulitlah untuk mengetahui persis sitem kebudayaan csecara detail dikarenakan karena kurangnya informan dalam hal ini, sama halnya dengan budaya Mamasa, dalam tulisan ini penulis sadar bahwa masi sangat jauh dari kesempurnaan, baik disebabkan keterbatasan referensi, sumber informan, dan juga tidak lain dari keterbatasan pemikiran.

            Ketika kita sedang membicarakan kebudayaan di Indonesia itu berarti salah satunya yang akan kita bicarakan adalah kebudayaan Mamasa. Karena berbicara soal kebudayaan adalah sedang membicarakan hal yang sangat menarik karena selain macamnya budaya itu sendiri yang perlu dimengerti adalah arti dari sebuah kebudayaan kita. Yang akan pertama penulis angkat dalam penulisan ini dalah dari Historis dalam hal ini adalah menyangkut sejarah , dan  asul usul munculnya penduduk Mamasa,

Historis
Pada awal tersebarnya manusia membentuk pemukiman di daerah Mamasa jauh sebelumnya Kolonial Belanda telah mengenal bentuk pemerintahan secara sederhana dikendalikan oleh adapt. Dan samasekali wilaya ini tidak pernah mengenal adanya raja tetapi kedudukan hadat yang setingkat dengan raja yang ada di pantai sulawesi, alasan demikian jika dianalogikan untuk menghindari bentuk-bentuk diskriminatif, sehingga daerha ini lebih ,condong kepa bentuk egaliter (sederajat)

Sejarah membuktikan bahwa wilaya ini tidak pernah menguasai daerah lain seperti lasimnya di tempat lain, kecuali colonial Belanda dan Jepang. Pemerintahan adapt bermula dari tersebarnya membentuk pemukiman dan yang menjadi bahan acuan ialah dari Rante Bulahan, Turunan Pongka Padang. Sehingga hadat Tabulan di beri gelar “Indo Litak Petawa Manak Pebatta Pa’randangan” yang artinya orang tua pembagi kekuasan dan amanah.

            Pemerintah hadat dipimpin oleh seorang ketua hadat (setingkat raja) mula-mula digelar  Tomatua atau Tobara’ yang artinya yang dituakan dalam semua hal. Kemudain berkembang dan gelaran ketua adapt juga setingkat raja digelar “Tomakaka” artinya yang dianggap kakak dalam segala hal. Selanjutnya setelah jumlah hadat semakin berkembang maka ada beberapa tempat memberi gelar pada raja yang setingkat dengan tomakaka dengan sebutan “Indona” artinya yang diangkat ibu dalam segala hal. Perlu penulis jelaskan bahwa istilah Indona bukan berarti ibu yang lasim dipakai dalam bahasa Mamasa sebagai nama panggilan terhadap Ibu kandung. Demikian juga Tomakaka bukan berarti orang kaya yang sekarang sering dipakai oaran Mamasa memberi gelar terhadap orang memiliki strata social yang lebih tinggi.

Asal-usul Munculnya Penduduk Mamasa

            Dalm mengkaji lebih dalam mengenai asal mula munculnya penduduk Mamasa, tentunya hal ini juga tidak terlepas dari penduduk Nusantara, yang lebih terkusus di pulai Sulawesi selatan, tetapi dalam kebudayaan Mamasa idak mengenal system aksara “Lontar” tetapi hanya dijelaskan secara lisan, dan sifatnya dari mulut kemulut, berangkat dari cerita yang penulis dapat, bahwa penduduk Mamasa bersumber dari tiga cerita mitos.yang pertama adalah, 

  • Secara Umum, artinya cerita yang dikenal secara bebas dan Umum dan dapat tampa terikat dengan tempat dan waktu.
  • Secara sacral, yaitu cerita yang dapat di sampaikan pada waktu tertentu saja terutama pada waktu pesta kematian kelas menengah, dan kelas atas oleh petugas khusus (Tomakaka Barata), dan tidak dibenarkan menceriterakan pada sembarang waktu dantempat karena itu dianggap melanggar.
  • Secara langkah, artinya cerita ini jarang yang mengetahui orang tertentu yang mendapatwarisan langkah, dan seriap penuturan harus melalui upacara khusus dengan berbagai syaratnya, dan dismping bersifat  rahasia dan sacral
Busana Mamasa

Berangkat dari tiga hal di atas bahwa manusia Mamasa pertama kali diciptakan Oleh Tuhan Ynag Maha Esa (Dewata To Metampa), dari langit melalui proses tertentu yang panjang. Munculnya manusia Mamasa pertama tempatnya di “Buyan Manuk dan limbong Barak”, atau hulu sungai Masuppu, dan hulu sungai yang maulu
Yang merupakan anak cabang dari sungai sa’dan (Ulu Sa’dan), dan kemudian berkembang ke tempat lain dari sekitar mamasa sekarang. Dalam lontar Mandar di mana di mulai dibukakan pada saat mulai mengenal aksara mandar sesudaha , masa kerajaan pertamah di daerah Mandar yang diperkirakan sekitar tahun 1440 Masehi.

            Dalam lontar Mandar juga asal mula manusia pertama juga berasal dari sa’dan, yang diklaim mereka bahwa sa’dan dalah masi berada  dipinggiran daratan, dan si sana muncul To Bisse di Tallang (dari Bambu) atau To Buttu di Langi yang bertemu dengan Kombong di Bura (dari Busa Air). Hal ini mungkin terjadi karena mamasa dengan mandar berbatasan maka bahasa dan dialek pun sedikit sama, mandar dan  mamasa  hanya memili perbedaan dari agama, Mandar Mayoritas Islam, sedangkan Mamsa  mayoritas Kristen.
 
By Fandi
Sumber Acuan
Demmanorak _Melirik Kembali Budaya Mamasa

Tuesday, 3 May 2011

JATI DIRI ORANG SUMARORONG

Banyak beranggapan orang Sumarorong (Mamasa) ini sama saja walau di mana saja mereka berada, biarpun hakikatnya kelompok ini terbagi kepada beberapa etnik kecil yang menjurus kepada tanah asal mereka di Indonesia. Namun, pernahkah anda tahu mengenai kewujudan masyarakat Sumarorong?


Secara ringkas sumarorong bertumpu di bawah G. Sareong di seblah timur, dan Bobong Batu di sebelah barat. sumarorong konon artinya "Asal Makarorrong" (mulanya kerinduan). nah kalu kita ingin merujuk ke rana history, sumarorong adalah salah satu tempat peristrahatan para orang-orang perintis nama-nama daerah di Mamasa, seperti Malabo" (Tanduk Masadi') Messawa (talinga Rara' Mata Bulawan), dan daerah lainya. ada versi mengatakan bahwa sumarorong dipilih sebagai tempat peristrahatan karena , tempatnya cukup strategis, dan juga posisinya berada di tengah-tengah di antara beberapa daerah di mamasa.

Jika di kaji lebih dalam dari sudut pandang kebudayaan nampaknya penduduk asli sumarorong berasal dari aluk tanda langngan yaitu Simbuang (simbuanganna Aluk) saya mencoba mengidentifikasi dari beberapa ritual upacara adat yang sering dilakukan di Sumarorong, misalkan Rambu Solo (Upacara Kematian, dan Rambu Tuka (perkawinan, syukuran), struktural dari pelaksanaan upacara sangat identik dengan ritual yang sering dilakukan di daerah simbuang dan sekitarnya, meskipun ada beberapa metode yang lain memiliki kemiripan dengan adat Messawa , Nmun diminanya lebih condong kepada kebiasaan-kebiasaan dari simbuang. Namun ini hanyalah opini dari penulis, karena ini belum ada penelitian yang mendasar, tentang asal-usul orang Sumarorong, penulis hanya memperoleh referensi dari keluarga yang kebetulan orang sumarorong asli, (lingkungan) dan pengamatan. namun apapun tanggapanya mengenai kebenaran dari kebudayaan yang sedang dijalankan di sumarorong, itu adalah aset orang sumarorong (Mamasa) dan seluruh masayarakat Indonesia ,
tak dapat dipungkiri bahwa antusiaisme masayarakat sumarorong dalam melakukan ritual leluhur mereka masi sangat tinggi, inilah salah satu bentuk-bentuk jati diri masayarakat sumarorong.

Sementera jika kita melangkah melihata kearifan lokalnya, ada hal cukup menarik juga dalam masayarakat sumarorong, yaitu basis Gotong Royongya sangat tinggi. ini bisa kita lihat dari kegiatan-kegiatan masayarakat, misalkan saat membangun rumah, panen padi atau kebutuhan yang lainya. di situ kita akan menjumpai kumpulan orang yang sedang gotong royong untuk membangun rumah atau panen tampah memungut biaya apa pun. uniknya adalah saat panen padi di sawa itu dilakukan serentak di masing masing pemilik sawah. itu dilakukan berdasarkan keputusan  pemilik sawah apakah sudah siap panen. jika padinya sudah matang maka orang akan segera berbondong-bondong menuai hasil pertanian dari sawah tersebut..betapa tingginya bentuk-bentuk solidaritas kebersamaan yang muncul dalam kegiatan ini..dan saya menganggapnya ini adalah kebiasaan-kebiasaan yang sudah membudaya. tetapi kegiatan ini hampir di seluruh Pelosok-pelosok di Mamasa masi  melakukan kebiasaan tersebut.


BY FANDI