Pribadi yg sukses ketika dia selalu berani untuk mencoba, karena dari mencobalah akan kita ketahui potensi kesuksesan, jika anda gagal untuk mencoba, maka disitulah benih2 kesuksesan diri anda, jika anda berhasil dalam mencoba, maka di situlah letak kualitas anda..sehingga terwujudlah identitas mu dalam mencoba...
Monday, 30 January 2012
Sunday, 29 January 2012
MENGINTIP KEPRIBADIAN & KEBERSAMAAN MAHASISWA RANTAU MELALUI PERBANDINGAN PENGALAMANKU
Kembali lagi tangan ini berkarya, setelah
beberapa bulan meninggalkan kebiasaan saya yaitu menulis
Selamat membaca hati dan pikiran saya
Dipersembahkan
kepada teman2 Kost Patimura 85 C & Teman angakatan progdi sosiologoi 09
Makna etis yang akan hadir
Dalam perkembangan jaman dari tahun ke tahun semakin memaksa
kita untuk masing-masing membekali diri untuk bisa tetap tampil eksis dalam
kompetisi kehidupan. Salah satu bekal yang cukup manjur yang digunakan dalam
kompetis tersebut adalah pembekalan ilmu pengetahuan, yang itu bisa di dapat
dari berbagai macam metode, salah satunya adalah di bangku pendidikan. Dimensi
pendidikan ini memang sangat penting bagi generasi penerus dalam
organisasi-organisasi sosial , itu alasanya bagi banyak orang berusaha untuk
meperioritaskan pendidikan untuk tetap bisa membentengi keturunanya mereka,
karena kenapa, ini lagi-lagi terkait dengan prospek untuk tetap bisa bertahan hidup, dan juga tetap
survaiv.
Dalam
pendidikan memang yang dituntut adalah mutu sebuah pendidikan, agar ini bisa
menjadi basis stimulus mereka sebagai motto perubahan, hal ini jugalah yang
mejadikan sebagian orang melakukan seleksi terhadap pilihan untuk mereka
jadikan ruang share untuk pembekalan diri mereka, itulah yang menjadikan
sebagian orang memilih untuk keluar daerahnya mereka, demi mengejar suatu makna
yaitu mutu. Perlu ada pengakuan bahwa di dalam pencarian bekal tersebut terjadi
persaingan intelektual yang cukup kritis, namun persaingan tersebut di bawa
iringan nilai-nilai normatif yang bersifat formal. Tetapi dari persaingan
tersebut yang juga menjadi sebuah eksperimen terhadap apa yang sudah kita raih
dari bangku pendidikan tersebut.
Sebuah ruang
share tersebut yang disebut dengan universitas, kini menyediakan berbgai macam
penunjang pendidikan yang itu juga menjadi sebuah ruang di mana para mahasiswa
membangun sebuah relasi dengan lingkungan akademik, mereka saling bertukar
pikiran dengan pengalaman mereka masing,-masing yang itu sudah menjadi modal
sosial mereka. Berangkat dari sebuah pengalaman menjadi seorang mahasiswa
rantau, yang hidup berdampingan dengan orang-orang yang berbeda budaya. Dan
pada akhirnya kita akan dipaksa oleh lingkungan untuk bisa membangun
sebuah integrasi dengan teman mahasiswa
yang lainya, dan juga masyarakat setempat, lalu apa yang bisa kita maknai dalam
hal tersebut, ini tidak lain sebagai tempat untuk melakukan sebuah pengenalan
tentang keporibadan kita terhadap lingkungan terbaru. Hal ini terasa dalam
pergumulan saya bahwa di situ jugalah saya sedikit mengerti tentang siapakah
aku sebenarnya, sejauh mana saya melihat kualitas kepribadianku, ketika saya
bisa membangun sebuah relasi yang etis dengan teman se akademik saya. Tidak hanya
itu saat masyarakat melihat sosok saya dan mereka memberikan hasil pengamatanya
tentang kepribadian saya dan kemudian saya rangkum dalam catatan-catan yang
sebut sebagai diariy pengalaman. Penelian tersebut datang dalam waktu yang tak
terduga dan juga tanggapan yang begitu beraneka ragam. Entah itu kritik
apresiasi, pelajaran, semuanya saya hanya memberika satu makna saja itulah yang
saya sebut proses pembentukan saya.
Saya juga
membayangkan pengalaman saudara yang lainya yang hidup di tempat rantau, bahwa
pergumulan saya pun akan hadir dalam proses saudara-saudara, namun yang mungkin
membedakan hanyalah respon terhadap pengalaman tersebut, tetapi setidaknya kita
pasti menemukan paling tidak sejauh mana kemampuan kita mengelolah hal
tersebut. Tetapi saya kembali lagi terhadap asumsi tentang keberadaan kita di
tempat yang saya sebut rantau, bahwa tentunya kita semua punya pesan dari
pertama kita melangka menuju ke tujuan tersebut, pastinya hal tersbut tidak
terlepas dari peran orang tua, mereka memberikan kita berupa harapan yang akan
memacu spirit kita dalam perjuangan tersebut. Entah itu kita pegang erat pesan
tersebut atau nda itu kembali lagi kepada kepribadian si perantau tersebut,
gagal dan berhasil adalah dua hal yang akan pasti hadir dalam kompetisi
kehidupan tersebut, dua hal itu adalah konsekuensi terhadap apa yang kita
lakukan. Jadi berpikirlah sebelum anda bertindak supaya konsekuensi yang ada
raih adalah selalu baik.
Suka Duka
Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hal yang sulit, tetapi menyelesaikan
status kemahasiswaan kitalah yang terkadang rumit, standar kelulusan mahasiswa
di seluruh indonesia adalah 4 tahun itu
syarat S1, lalu bagaimana jika melewati syarat tersebut, ini tentunya
memunculkna pertanyaan yaitu mengapa terjadi demikian..???? hemmm tentunya
jawaban yang akan diperoleh pasti beragam, bisa jadi kendala ekonomi, bablas
dalam bergaul akhirinya lalai dalam perkuliahan, malas, dll. Apakah anda
termasuk hehehe mudah-mudahan tidak, kalau saya si masuk yaitu malas tetapi nda
terlalu kok...!!!! tetapi semua itu perlu lagi kita melakukan perenungan saat
kita melakukan sesuatu, apalagi itu sudah melewati koridor tanggung jawab inti,
ini yang seharusnya selalu di ingat bahwa sebgai mahasiswa rantau tanggugng
jawab yang di genggam begitu besar, itu alasanya kita harus selau jelih dalam
memilah apa yang seharusnya dilakukan, kira-kira ini tidak berdampak buruk
dengan tujuan utama kita sebagai mahasiswa.
Memang perlu
juga ada pengakuan bahwa beberapa mahasiswa terlambat dalam menyelesaikan
studinya oleh karena desakan ekonomi yang kurang memadai, sehingga si mahasiswa
kulianya benar-benar sangat dikondisikan oleh finansial (uang), sepengalaman
saya dengan membangun relasi di antara teman-teman mahasiswa, kebanyakan mahasiswa yang kurang mendukunga
ekonominya di level mahasiswa, justru mereka yang memiliki skil akademik yang
luar biasa, ini menjadi sebuah kendala besar juga bagi sebgaian mahasiswa, jika
di satu sisi secara intelektual mereka bisa namun karena terkendala dengan keuangan akhirnya studinya
terkadang tersendat. Tetapi sejauh ini di dalam pergumulan saya teman-teman
yang justru keadaan seperti demikian justur mereka lebih cenderung menujukan
motivasi yang sangat “eksklusif” tetapi bermakna, di sinilah aku kembali sadar
bahwa ternyata uang bukanlah persoalan yang teralu serius, akal masi ada pada
posisi yang tertinggi dalam proses kompetisi kehidupan.
Tetapi suka
duka yang berlaku hampir secara universal di kalangan mahasiswa adalah saat
tanggal tua tiba, di mana masa-masa ini isi kantong pasti sunyi, apalgi jika
kita tidak pandai mengatur keuangan pastinya kesulitan juga, jika suda melawati
tanggal 20 ke atas pastinya mahasiswa suda mulai menyisip ke maisng-masing saku
celananya kira-kira masi ada rece, kumpulin koin satu per satu paling tidak
untuk semangkok indo mie, atau kah 2 lauk sejoli tahu tempe hehehe,, tetapi
jika mahasiswa punya langganan tersendiri enak kan bisa ngutang tanggal muda
baru bayar. Sunggu suka duka yang sangat
asik jika itu dapat terlewati. Tetapi satu makna kebaikan dari teman2 ketika
mereka masi bisa membagi mereka punya sisa uang jika mereke masi punya,
disitulah saya juga menemukan bahwa benar bahwa kitalah mahluk yang paling
sempurna di antara mahkluk yang lain. Rasa ingin berbagai dalam pergumulan tersebut
sangat tampak, apalagi teman 1 kost ataukah kontrakan, pastinya solidaritas
benar-benar terbangun kesan-kesan seperti inilah yang pertama kali selalu
mewakili cerita-cerita mahasiswa saat mereka melepaskan titelnya sebagai
mahasiswa, sungguh sebuah kebersamaan yang sangat indah dan sulit terlukiskan
di pengalaman-pangalaman yang lain. Saat saya menggagas tulisan ini saya sangat
kagum dengan pengalaman yang saya lalui bersama dengan teman-teman se akdemikq
dan juga teman kost PATIMURA 85 C (kalian adalah saudara terbaruku yang sangat
baik)..
Akhir kata dari tulisan
ini adalah railah cita-cita mu seuai dengan harapan mu, dan peganglah kunci
kepribadian mu saat engkau berjuang sehingga tidak mudah terjatuh dalam
kompetisi kehidupan. Semoga teman-teman mahasiswa yang membaca tulisan ini,
menjadi mahasiswa yang benar-benar kritis inovatif dan terampil, salam
perjuangan teman-teman.
Subscribe to:
Posts (Atom)