Sunday, 17 June 2012

MENGHINDAR KARENA TUKANG PARKIR



















Fenomena Tukang Parkir

Jujur saja bukan karena tidak senang dengan melihat orang untuk melakukan pekerjaanya, namun aku hanya mau bilang bahwa kehadiran mereka sebagai tukang parkir, yang benar-benar orientasinya hanya ke duit, bukan pada tanggung jawab, yang aq tidak senang. Tukang parkir semua orang tau bahwa pekerjaan ini bukan pekerjaan yang diilegalkan, pekerjaan ini justru mendapatkan izin dari pemeintah itu berarti legal.  namun mereka yang diberikan hak itu justru malah dijadikan sebagai moment-moment untuk mendaptkan uang plus-plus, dari si pengendara yang memarkir kendaraanya. Secara logika bahwa oleh 

karena pekerjaan ini legal dan mendaptkan perintah yang sah, maka seharusnya mereka benar-benar harus disiplin, tapi justru itu nampak terbalik. ..!!! 

Di tempat saya sekarang di salatiga (Jawa Tengah),””’ mungkin juga di tempat lain,jujur saja jika saya pergi bersama teman entah itu ke shoping, makan ataukah keperluan lain, terkadang jika pake kendaraan kami mencari tempat parkir, yang itu jauh dari jangkauan tukang parkir, hal ini kami lakukan karena begitu kita datang batang hidung mereka kadang gak kelihatan, tapi begitu kita mau pergi/pulang tiba-tiba terdengar suara sumpritan pritttt…… prittt…… priiittt….. baru kita sadar ehhhhhhh’’’’ tukang parkir, sungguh aneh,.. lalu jika kita kehilangan entah itu kendaraan perlengkapan berkendara mereka tidak mau tau, yang mereka tau kita parkir itu artinya kita bayar. Pertanyaanya  adalah apa fungsi tukang parkir..? apakah menjaga keamanan kendaraan, aku bilang sangat kecil jumlahnya yang melakukan itu, ataukah menjaga ketertiban,,, aku rasa  yang bawa kendaraan pastilah orang-orang yang sudah mengerti tentang kerapian gak mungkin mereka markir di tengah jalan, semakin membuat saya tidak iklas memberi mereka uang.  Keberadaan tukang parkir memang tak asing lagi buat kita mereka sudah bagaikan ‘’security’’ ruas jalan samping kiri kanan jalan berjejeran, keberadaan mereka yang jaraknya berdekatan yang justru menghambat waktu bagi para pengendara untuk memenuhi kebutuhanya, karena jika mereka punya kebutuhan di tempat lain yang itu butuh waktu panjang untuk jalan, maka baiknya memang kita menaiki kendaraan namun karena di tujuan itu pasti ada tukang parkir lagi akhirnya beberapa orang memutuskan untuk jalan dari pada parkir beberapa kali kan bayar lagi kan repot jadinya dan juga pasti kesal juga.  Berpa sih sebenarnya harga parkir itu, ini kan jika berbicara jumlah uang untuk parkir tidak soal, Cuma hal ini jika di biarkan sama halnya kita membiarkan orang untuk melakukan korupsi…. Coba saja anda amati ketika habis parkir kendaraan di tempat perbelanjaan seperti shoping dll, apakah anda di berikan “karcis” saya yakin sebagian besar tidak, kecuali pusat perbelanjaan seperti Mall.

           Ini membuktikan bahwa kita belum punya apa-apa sebenarnya dibandingankan Negara lain, kita masi di jajah oleh keserakahan, krisis moral, kemunafiqkan.  Karena  dari pekerjaan itu saja mereka masi bagaikan tikus, bukan maksud bahwa hanya orang-orang besar sih yang bisa berperilaku seperti tikus namun ini kan membuktkan bahwa dari pintu depan sampai pintu belakang bagsa ini semuanya ranjau. Tapi satu hal yang saya mau bilang bahwa ini bukan general atas semua pemegang hak bangsa, aku hanya bicara pada topic tertentu, jadi jangan salah paham dengan kalimat saya.

Thanks atas kunjungan anda