Thursday, 11 April 2013

Keagungan Cinta dan Pikiran



Didedikasikan
Kepada Mama Papaku Kakak adik, dan juga buat semu orang yang hidup dalam Cinta

Kemampuan yang paling luar biasa yang dimiliki manusia memang harus diakui yaitu kemampuanya dalam bernalar. Pikiran bisa ke mana-mana ia bahkan tak terbatas oleh apa pun ia bebas beraktivitas yang tak terkendali, namun tidak demikian bagi raga ia sangat terbatas oleh ruang dan waktu ia sangat ditentukan gerak pikiran. Saya membayangkan diriku yang sedang duduk di sebuah pojok lapangan sepak bola di taman kampusku, aku Nampak sendiri di amatan orang lain mereka tak mengerti bahwa pikiran sedang ramai, aku sedang sibuk dengan pikiranku, yang berpikir macam-macam termasuk memikirkan anak orang, memikirkan masa depan bersamanya memikirkan hal unik yang mengagumkan di saat aku bersamanya. Pikiranku sedang mengabaikan bahwa aku ini punya raga yang saat ini di pisahkan dari orang yang aku pikirkan semua Nampak nyata di hadapanku, aku larut dalam lamunan yang itu hanya dirasakan pikiranku tidak oleh ragaku. Tak terasa sekitar 15 menit aku bermain-main dengan pikiranku sendiri tiba-tiba, aku terhentak kaget dengan keramaian di sekitarku nampaknya itu suara dari mahasiswa lainya yang sedang melakukan aktivitasnya. Ehhmm aku kemudian terbangun dalam kesatuanku antara pikiran dan ragaku yang kemudian menjadikan aku sadar bahwa aku tidak sedang bersama dia inilah kesaktian pikiran yang mampu meletakan cinta di mana pun ia berada tampa ia dibatasi oleh ruang dan waktu meskipun raga terabaikan dalam rasa itu.

            Perasaan sayang, perasaan kagum adalah 2 makna besar yang dikadung keagungan cinta semua ini yang mempertanggung jawabkan adalah pikiran dan waktu. Bukan hal-hal lain yang penuh dengan syarat, karena cinta memang tak bersyarat tpi  cinta bersifat menuntut kepada pikiran untk bertindak atas rasa sukanya. Cinta dalam paham saya bukanlah lain dari pada apa yang disebut “kasih” inilah cinta sejati sesungguhnya, cinta sejati bukan ketika orang memberikan dirinya seutuhnya kepadamu, karena ingat ada 1 hal yang tak mungkin anda raih dari pasanganmu atau orang yang kamu cinta yaitu kehendaknya untuk memilih ini fakta hidup, besarnya cinta hanya bisa diukur oleh “waktu”, anda tidak akan bisa mematematikakan besarnya cinta. Tuturan bahasa cinta yang menggempur keberadaanmu di dunia adalah bagian kesadaran yang terjadi hanya sekali, Karena perlu diketahui bahwa semua manusia di dunia hanya sekali jatuh cinta lain dari pada itu hanyalah komitmen. Maka bersyukurlah kita sebagai manusia yang di anugrahi rasa cinta, karena dengan cinta manusia bisa amemancarkan gairahnya dalam segala hal. Cinta adalah rasa yang memancar dari mata air naluri-nalurinya.

            “Inti sari dari segala Sesutu adalah cinta” Seorang Filsuf bernama Plato pernah mengatakan bahwa Cinta atas kebaikan adalah dasar dari kebajikan dan kebenaran, dan dari filosifi inilah yang dijadikan dasar atas cinta platonic, yaitu hanya mencintai tampa berharap dicinta kembali. Apa yang kita pandang baik dan kita melakukan dengan penuh cinta, niscaya akan mendatangkan kebajikan dan kebenaran, begitulah inti sari cinta yang diberikan  oleh Plato. Kekagumanku terhadap cinta tidak sampai di situ, aku kemudian menggunakan pendapat yang bersifat umum dengan menggambarkan cinta dengan gambaran hati. Dan tentu itu kita dapat pahami bahwa hati adalah pusat segala perasaan untuk menerima dan mempersembahkan. Dalam setiap sendi kehidupan, hati kitalah yang menentukan apa yang harus kita persembahkan dan apa yang harus kita terimah dalam kehidupan ini. Gambaran seperti ini mirip dengan pengertian cinta, maka dapat dikatakan bahwa cinta sama dengan hati. Sumber cinta memang dari hati.

Sadarkah anda bahwa kita sebenarnya dibesarkan oleh orang tua kita atas dasar cinta? Semenjak dalam kandungan ibu kita sudah mencinta kita, semenjak dilahirkan, kita dibesarkan cinta pulah. Ayah kita pun rela bekerja keras demi kita karena atas dasar cinta.cinta mampu membuat orang tua kita mengacuhkan dirinya demi yang dicintainya, yaitu kita. Sungguh cinta yang sangat luar biasa. Begitu juga orang yang bekerja dan belajar atas dasar cinta mereka berhasil menghasilkan Sesuatu yang dapat bermanfaat bagi umat manusia, mereka rela menghabiskan waktunya demi menghasilkan Sesutu yang bermanfaat. Kita lihat saja saikking cintanya pada fisika, Albert Einstein akhirnya menemukan teori relativitas, saking cintanta kepada sastra William Shakespeare dapat membuat karyanya “abadi” sebuah cerita cinta sepanjang zaman Remeo dan Juliet Bill Gate saking cintanya pada computer ia berhasil membuat Windows yang begitu bermanfaat bagi jutaan manusia, semua ini di dasari karena kecintaanya terhadap Sesutu.

Lain halnya dalam cinta yang sering kita alami yaitu cinta antar lawan jenis, cinta yang satu ini jujur bagi saya ini bisa membuat manusia mampu bergetar hebat, dan mampu berbuat apa saja demi orang yang dicintainya, cinta membuat orang berani menempuh resiko yang tak dapat di bayangkan. Sungguh cinta merupakan pengalaman yang begitu berharga dalam hidup manusia. Manusi diberi potensi untuk untuk mencintai dan dicintai. Dan , Tuhan memang menciptakan pria dan wanita untuk salaing melindungi dan menyayangi. Sekali lagi saya katakana bahwa cinta adalah naluri manusia. Karena cinta adalah salah satu naluri maka ia berasal dari dalam hati. Jika orang sering bilang hatinya tidak tetap maka jangan heran jika cinta sering pasang surut ini akumulasi dari pergerakan  hati . cinta mengisi suatu waktu sedangkan waktu terus berlalu, karena cinta pun dapat berlalu seiring waktu berlalu. Quraish Shihab pernah menyinggung dalam buku yang pernah saya baca yang berjudul Berpikir dan Berjiwa Besar, ia mengtkan bahwa seseorang merasa dirinya adalah salah satu yang ‘ada’, tetapi ketika ia bercinta, ia dapat merasa memiliki segala yang ‘ada’  dan ketika cintanya putus, ia merasa ‘tidak ada’ dan hampa. Inilah permainan cinta kepada manusia. 

Maka di saat itu pula lah menjeleskan cinta juga kimia berperan di mana dalam logika kimi dikatakan bahwa ketika seorang jatuh cinta, semua zat kimia dalam tubuh, terutama dopamine dan oksitoksin dalam otak, mengalam fluktuasi dalam darah. Ini yang menjelaskan mengapa ketika seorang jatuh cinta ia dapat melakukan apa saja yang dalam situasi normal tidak mungkin dilakukan. Dalam keadaan jatuh cinta kita menjadi obsesif terhadap pasangan, akibatnya kita sulit tidur, karena pikiran terfokus pada pasangan. Tetapi setelah memahami cinta yang sebigian aku tuangkan dalam tulisan ini, ada satu hal yang mesti di ingat bahwa cinta akan di uji oleh waktu. Maka dari itu buat kalian semua  marilah ktia hidup selalu dalam nuansa cinta yang penuh dengan kasih, maka bersabarlah fajar kebajika kebenaran kemenangan dan akhirnya sampai kepada kenyamanan hidup akan menghampiri karena semua itu Pancaran dari mata air naluri-naluri Tuhan yang ada dalam jiwa kita manusia (egape).

Eros (Cinta manusia semata, yang dinspirasi oleh Sesutu yang menarik dalam objeknya umpanya kecintaan kita terhadap si A atau ke B hal ini sangat di gerakkan oleh fisik)
Philia (cinta ini menyentu kepribadian manusia, intelektual,emosi dan kehendak melibatkan saling berbagi, cinta ini tumbuh dari kebersamaan dan perhatian)
Egape (ini adalah kasih Tuhan, kasih yang tidak mencari kesenangan sendiri, tetapi senang member tampa menuntut balas, misalnya cinta seorang ibu terhadap anaknya.)

Letakkanlah ketiga cinta ini di dalam proses hidup maka di saat itulah kita benar-benar hidup denga cinta.

Wednesday, 10 April 2013

Refleksi Tentang Manusia dan Alam Semesta

Dalam pengalaman sehari-hari saya, saya tentu menemukan diri saya di dunia. Ada dua cara di mana saya bisa berarti di "dunia"  hal utama adalah, Dunia seperti planet bumi atau dunia sebagai orientasi terhadap lingkungan saya. Di dunia pertama, dunia fisik, bukanlah pengalaman sehari-hari dalam totalitasnya. Ini adalah konstruksi reflektif dan kognitif dari hubungan saya dengan benda-benda fisik. Saya tidak secara langsung mengalami dunia sebagai dunia. Tetapi dalam arti dunia parsial, orientasi saya tidak terutama dan biasanya menuju dunia yang "objektif". kedua dunia adalah duniaku karena saya tinggal dan hidup di dalamnya, hidup,dunia dan saya adalah dunia makna bagi saya. Ini adalah dunia terorganisir dan ditafsirkan sesuai dengan makna saya. Ini adalah pengalaman sehari-hari keutamaan saya, yang juga masing-masing dari kita memiliki dunia itu.

Di atas telah saya katakana bahwa orientasi saya "tidak terutama dan biasanya arah ini" adalah  dunia obyektif "artinya saya adalah, bahwa benda umumnya tidak menampilkan diri kepada saya hanya sebagai obyek. Sebaliknya saya menganggap mereka sebagai makna-obyek dalam bidang saya. Manusia acap kali dikatakn oleh manusia itu sendiri sebagai mahluk istimewa di antara mahluk lainya, bahwa karena manusia di berikan Pencipta apa yang disebut “Akal Budi”. Pandangan ini jelas banyak yang meragukan bahwa jika dilihat dalam kerangka adaptisinya terhadap alam justru tumbuh-tumbuhanlah yang berhasil beradaptasi bagi alam eksistensi alam menjadi kondusif atas implikasi dari tumbuhan tersebut, lalau jika adaptasi manusi di lihat dalam kerangka aksi ko aksinya dengan alam justru alam nampak jadi chaos (kacau) kerusakan alam dalam hal ini adalah bencana alam  sebagian besar adalah keangkuahan manusia terhadap alam, lalau inikah yang disebut keistimewaan manusia di banding mahkluk lainya? Pertanyaan semcam ini bukanlah pertanyaan mudah, bahkan hal ini menjadi pusat perhatian ilmuwan, tentang siapa manusia sesungguhnya, dan bagaimana manusia benar-benar menjadi manusia yang katanya berakal budi. Ada sebuah pernyataan dari Tonybee yang menarik ia mengatakan bahwa “Manusia disebut manusia, bukanlah ketika ia bisa merubah anatomi tubuhnya, bukan ketika ia bisa memanfaatkan tehknologi yang baik dan maksimal, namun manusia disebut manusia ketika fajar kesadaranya bangkit”. Manusia yang berkesadaran akan selalu punya gambaran tentang implikasi dari tindakanya, selalu punya pertimbangan sebelumnya terkait kemungkinan-kemungkinan yang akan menjadi implikasi dari tindakan yang dilakukan inilah yang disebut “Berpikir baru bertindak”, 

Memang semua bidang ilmu mengakui bahwa objek yang paling rumit untuk dipahami dan di analisa adalah manusia. Justru bagi saya bahwa yang mewah dari manusia adalah kesulitanya untuk dipahami, jika dikatakan bahwa manusia istimewah karena ia memiliki akal budi, ia memiliki bahasa, maka pertanyaan saya adalah apakah binatang dan tumbuhan tidak memiliki hal yang sama yang dimiliki manusia. Mungkin hal itu juga ada pada mahkluk lain selain manusia, mahkluk lain dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak semata-mata di seting sang Khalik untuk ia bertumbuh dinamis yang hidup matinya di dasarkan pada soal waktu. Tetapi ia juga sanga ditentukan oleh adaptasinya dengan alam sekitar, karena satu analogi yang dapat dibuktikan kebenaranya yaitu bahwa “Tidak ada mahluk hidup yang ingin mati konyol” .analogi demikianlah yang dkemudian bisa dijadikan sebuah gambaran bahwa  mahluk hidup pada dasarnya bergerak di atas kesadaran yang sama akan eksistensi. Satu-satunya mahkluk yang berpikir adalah manusia menurut manusia. Pikiran ini yang menjadikan manusia menjadi terpandang, terhormat, bahagia, namun juga ia bisa menderita karena pikiran itu sendiri. Maka dari itu saya mengatkan bahwa tidak ada pikiran orang barat, pikiran orang timur, pikiran Kristen pikiran islam pikiran aku dan pikiran kamu, namun yang ada adalah pikiran itu saja, ia bagian dari kesadaran ia dapat menjadi besar karena kesadaran.

Rasio Manusia dan Akal Sehat

            Sering kali kita mendengar sebuah pernyataan bahwa yang membedakan manusia dengan binatang yang lain adalah kemampuan kita menalar. Bayak bintang yang lain kurang lebih sampai tarap tertentu, sadar akan dunia fisis, dan member respon terhadapnya, tetapi manusia mengklaim lebih dari sekedar kesadaran. Dalam budaya-budaya primitive pemahaman tentang dunia terbatas pada ururusan sehari-hari, semacam perjalanan musim, gerak ketapel atau anak panah. Pemahaman itu sepenuhnya pragmatis, dan tidask  memiliki basi teoritis, kecuali dalam istilah-istilah magis. Konsep tentang penalaran manusiaitu sendiri adalah konsep yang mengherankan. Kita sangat mudah terpesona dengan argument “yang masuk akal” dan merasa paling bahagia dengan argument-argumen yang menarik dengan “akal sehat”. Namun perlu diketahui bahwa proses-proses pemikira manusia itu bukan anugerah Tuhan. Mereka memiliki asal-usulnya dalan struktur otak manusia, dan tugas yang telah direncanakan untuk dilaksanakanya.

Apa yang kita sebut akal sehat adalah produk pola-pola berpikir yang tertanam secara mendalam dalam jiwa manusia, yang agaknya karena mereka member manfaa-manfaat tertentu dalam menanggulangi situasi-situasi keseharian, seperti menghindar dari benda-benda yang keungkinan membahyakan dirinya misalkan menghidar dari binagang –binatang buas. Hal yang menarik perlu diketahui bahwa aspek pemikiran nanusia di atur oleh kabel-kabel otak, sementara yang lainya diwariskan sebagai “perangkat lunak genetic” dari nenek moyang kita sejak dahulu, demikian pun “akal sehat” dan rasionalitas manusia adalah konsep-konsep yang terprogram secara genetic pada tingkatan terdalam di otak kita. Dalam hal ini saya bisa mengatakan bahwa dalam hal kit bisa berspekulasi bahwa apakah mahkluk asing seperti 

(alien) yang tersusun di bawah keadaan-keadaan yang sangat berbeda akan sama-sama membentuk konsep tentang akal sehat, atau sesungguhnya juga apa saja tentang pola-pola pemikiran kita. Jika seandainya apa yang pernah di renungkan oleh beberap penulis fiksi-ilmiah, kehidupan di atas permukaan sebuah binatang neutron memang ada, orang tidak dapat menebak bagaimana benda-benda semacam itu memahami dan berpikir tentang dunia. Mungkin saja bahwa konsep yang dimiliki mahkluk asing tentang rsionalitas besar perbedaanya sehingga mahkluk ini sama sekali tidak terpesona oleh apa yang kita pandang sebagai argument rasional. Lalau apakah dalam hal ini penalaran rasional di curigai? Atau  apakah memang kita terlalu picik atau terlalu patriotic degan menduga bahwa kita mampu menerapkan dengan baik pola-pola berpikir Homo Sapiens kepada isu-isu besar tentang eksistensi? Sesungguhnya tidak harus demikian. Proses-proses mental kita telah tersusun sebagaimana layaknya kerena mereka merefleksikan semacam hakikat dunia fisis yang kita huni. 

Dalam hal ini saya berpandangan bahwa penalaran manusia pada umumnya  dapat dipercaya. Adalah fakta kehidupan bahwa orang menganut kepercayaan-kepercayaan, terutama sekali dalam lapangan agama, yang mungkin dipandang irrasional. Bahwa kepercayaan-kepercayaan itu dianut  secara irrasional tidak berarti mereka salah. Boleh jadi, ada rute menuju pengetahuan (semacam lewat mistisme atau wahyu)yang melampaui ataupun mengambil jalan pintas rasio manusia ? dalam hal ini saya kemudian lebih berupaya mengambil penalaran manusia sejauh mana ia akan bergerak. Jika memang dunia  rasioanl, paling tidak dalam ukuran besar, apakah sesungguhnya asal-usul rasionalitas tersebut ? ia tidak dapat muncul dengan sendirinya dalam pikiran kita, karena pikiran-pikiran kita semata-mata merefleksikan apa yang sudah adan di sana. Haruska kkita mengandalkan penjelasan pada seorang Perancang rasional ? atau dapatkah rasionalitas “menciptakan dirinya sediri” lewat daya “kemasuk akal-an” yang dimilikinya semata?. Memang benar semakn kita mengetahui tentang alam semakin ia juga tak terbatas. Inilah bukti bahwa kita punya Perancang yang Agung yang ia ada di mana-mana tapi ia tunggal dialah yang kita kenal sebagai Tuhan.