Tidak
Indonesia bangat jika bangsa ini sepi koruptornya, sudah semestinya kita
mengatakan bahwa bangsa ini memang didudukan sebagai arena tandingan untuk
korupsi. Dasar Negara yang di rangkum dalam pancasila seolah-olah di di sulap
menjadi panca ego, luputnya nilai-nilai pancasila juga sudah mewakili pudarnya
nilai-nilai agama dalam diri mereka yang ditunjuk sebagai orang pilihan dalam
bangsa ini, tingka laku merekalah yang menjadi ukuran untuk kita mengatakan
kepada mereka bahwa nilai-nilai itu sudah pudar. Inikah keturunan dari
reformasi yang mengorbankan banyak air mata waktu revolusi pecah di bangsa ini,
tak berlebihan jika penulis mengatakan Negara ini masi dalam perundingan untuk
merdeka.
Belum
luput dari ingatan kita terkait kasus Century yang mengakibatkan kerugian
Negara sekitar US$ 670 Juta, , kasus yang bernuansa sama yang juga melibatkan bendahara
umum partai democrat yaitu Nazaruddin dengan kerugian Negara ditaksir US$ 600,
kemudian di susul kasus hambalang yang menyeret tersangaka anas urbaningrum
selaku ketua umum DPP partai democrat, berselang beberapa hari mantan Menpora
Andi Mallarangeng sebagai tersangka baru kasus dugaan korupsi pengadaan sarana
dan prasarana olehraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Dan yang paling
mengagetkan dan membuat banyak orang yang merinding saat mendengar kasus yang
baru-baru ini ramai diperbincangkan yaitu penangkapan lima orang oleh KPK yang
di duga korupsi yang satu diantaranya adalah Akil Mochtar selaku ketua mahkama konstitusi,
yang berhasil di seret KPK dari lima orang tersebut.
Jika dihitung
dari deretan tertinggi struktur pemerintahan Indonesia MK menempati posisi 9 di
bawa persiden, bagamana mungkin ini tidak menggemparkan public khususnya bangsa
Indonesia dan kolotnya lagi pak ketua ini disuap , benar-benar cara main yang amatiran. Yang
menariknya lagi sebelum menjadi tersangka Akil Mochtar perna mengeluarkan
steitment kepada public bahwa orang yang korupsi hendaknya dipotong jarinya,
dan juga dimiskinkan supaya ini menjadi efek jerah bagi para koruptor, tapi
apalah artinya kalamat itu dulu anda yang menteorikan kini dipraktekkan (buruk
muka cermin pun di belah= anda yang melakukan orang lain yang disalahkan).
Perbincangan hangat tentang kasus ini semakin hari semakin hangat kita saksikan
di TV dan media cetak otomatis pengatahuan kita semakin berkembang dalam hal
korupsi. Dengan nama-nama yang berjjejeran dengan title dibelakang yang tidak
main-main yang diyakini selama ini menjadi tiang bagi rakyat benar-benar tidak seperti yang di
harapkan andaikan ada cadangan dalam hal begini mungkin kita suda berpaling
dari yang inti.
Masalah
kehampaan spiritual yang melanda bangsa ini yang di perjelas dengan kehadiran
elit-elit sebagai agen public dalam menggerogoti rakyat dan Negara, mungkin ini
yang disebut oleh penulis Perancis Maurice Clavel bahwa kita telah
menginjak gagasan besar tentang Tuhan,
dengan kata lain kita tidak punya lagi rujukan moral tertinggi. Penulis
membayangkan bahwa nampaknya bangsa ini masi bisa bertahan karena kedarmawanan
alam, Cuma celakanya pertahanan dengan alam pun sering di pertemukan dengan
manusia-manusia yang sering lupa daratan, yahh kayak mereke-mereka di atas. Yah
kalau beberapa opini dari orang-orang
yang mengatakan bahwa yang korupsi di hukum mati saja yah saya sih setuju-setuju
saja kasus yang sekarang itu umpan yang matang kok saya rasa ini juga saya
yakin umpan dari yang Kuasa dengan meletakkanya pada orang nomor 9 bangsa ini agar
bangsa yang sok berhukum ini benar-benar setia kepada hukumnya, bahwa
semestinya kesalahan harus di adili sesuai dengan hukum yang berlaku, aku
membayangkan jika kasus ini tak dituntaskan dengan semestinya maka Negara ini
soal waktu menjadi Negara tampungan orang-orang kotor.