Sunday 6 October 2013

Tanggal Tua, Sepintas Muka Pun Kelihatan Tua



            Sesuatu menjadi menarik jika sebuah pengalaman diri sendiri jika  kita tuangkan dalam sebuah tulisan karena di saat itulah kita menceritakan sebagian dari diri sendiri, apalagi pengalaman itu juga dialami oleh orang lain dan juga cara menghadapinya pun hampir satu cirri. jika itu dirangkum dalam sebuah tulisan nampaknya menarik, itulah “Tanggal Tua”

 Jika anda  mahasiswa atau mungkin orang kerja , apalagi jauh dari orang tua sepertinya anda  ada dalam topic tulisan ini. Terlebih anak kost  tentunya, bagi yang tinggal sama orang tua sih nampaknya mukanya bening-bening saja, tapi tidak demikian dengan anak kost yang jauh dari orang tua fenomena tanggal tua benar-benar menyirami wajah anak-anak kost yang pada tanggal muda wajah kelihatan cerah kini jadi kusam di saat tanggal tua tiba hehehe. Apalagi mahasiswanya perokok lagi pasti metode yang digunakan hampir sama dalam hal memanejement uang sakunya di tanggal tua pastinya beli indo mie, atau nasi telur tempe atau sekelesnya lah dan rokok 2 batang itu pun kalau beli bisa saja BON dulu www.penglaman.com wkwkwkwk

Tapi kalau tanggal awal  parlentenya mahasiswa melebihi anak-anak konglomerat tampilan oke sasaran jalan-jalan yahh paling tidak mall, pantai, bahkan clabing + botolan  ohh luar biasa, tapi memasuki pertengahan bulan perubahan sudah mulai perlahan berubah tujuanya yang awalnya dari mall turun kelas ke Burjo (Bubur kacang Ijo) Warkop (warung Kopi) dan Angkringan (yah nasi kucing) wkwkwk dan lihatlah ketika pertengahan pun terlampau siklusnya kian semakin mengerucut ruang lingkupnya pun semakin mengecil karena tamu akhir bulan sudah mendeka, jika tamu itu datang yah kurang lebih di kamar kost berhadapan dengan computer  main game dan minum kopi rokok batangan, malam masak indo mie, pagi masi sarapan dengan indomie juga, hingga berganti tamu jadi tanggal mudah.
            Fenomena ini akhirnya memunculkan sebuah pribahassa “Patimura jasamu sangat berharaga di saat tanggal tua”  banyaknya cara-cara ekonomis yang super ajaib dimunculkan  dalam mengelola uang yang masi tersisa di saat fenomena ini tiba menjadi sebuah hal yang punya daya tarik sendiri, bagaimana tidak jika uang sudah mulai menipis dompet pun sudah sunyi pasti saja bunyi lentingan uang koin yang keluar dari celengan mulai merubah suasana sembari menyisip masing-masing saku celana sempat ada uang kembalian yang kelupaan di hari-hari sebelumnya kan lumayan buat di kolaborasikan dengan koin hanya untuk jajan di warung itu pun masi di atur pengeluarnya karena bukan hanya makan siang makan malam juga kan perut gak tau kondisi demikian. Untunglah kalau punya banyak teman kan masi bisa minta pinjaman kalau tidak malu  buat bertahan hidup sampai tanggal muda, tapi kalau tidak aduhhh jalanilah  dengan hati yang tulus iklas. Ingin mengenali orang  yang ada dalam suasana tanggal tua, biasanya makan indo mie, muka murung di ajak cerita malas, tidak bertahan lama saat ngumpul, bawaan ingin tidur emm itu tidak salah lagi.

Yah harapanya sih ini juga mendapatkan kebijakan dari instansi yang berwenang, karena ini terkait dengan kesejahteraan anak-anak kost juga ini generasi bangsa yang perlu di bina baik itu jasmani dan rohani, jangan sampai ini terus menerus kena Labil Ekonomi karena ini bisa memperburuk statussisai dan akhirnya bisa mengkudeta kami di perguruan tinggi (Vickinisasi) Wkwwkwkkwkwk
 Salam Kompasiana


           

No comments:

Post a Comment