Konsep
nation State tidak mungkin hancur
dalam tempo yang lama. Yang perlu di jaga dan diwaspadai adalah agar nation-state dengan ideologi
nasionalismenya jangan dijadikan berhala. Untuk indonesia secara teoritik
“kemanusiaan yang adil dan beradab” adalah payung nasionalisme bangsa ini. Jadi
ideal sekali, seklaipun dalam kenyataanya menempu jalan yang berbeda. Namun,
para pemimpin negeri ini belum paham makna tersebut.
Indonesia semestinya secara kultural
lebih kokoh karena bangsa lahir sebagai negara, tetapi tidak demikian yang
terjadi . saya melihat kelemahan terbesar terletak pada pemimpin. Sejak
proklamasi kita telah mempunyai
pemimpin-pemimpin hebat, tetapi tidak efektif. Mereka gagal membangun
bangsa ini secara berencana. Kita harus jujur bahwa bangsa indonesia bisa
bertahan hingga hari ini terutama karena kedarmawanan alam. Sekalipun lautan
kemisikinan masi terbentang luas celakanya adalah kenyataan bahwa bumi yang darmawan ini
menjumpai manusia-manusia yang sering lupa daratan lupa lautan. Orang baik masi
banyak kita jumpai, tetapi tidak berada dalam posisi untuk bertindak efektif,
kekuatan orang baik inilah yang harus di galang untuk tujuan-tujuan besar
menyelamatkan masa depan bangsa.
Nasib buruk inilah yang di alami
beberapa daerah di indonesia termasuk Sul-Bar,
sebuah propinsi hasil pemekaran dari sul- sel pada tanggal 5 oktober
2004, terhitung sudah 14 tahun menjadi propinsi tetapi daerah yang bernaung di
dalamnya masi banyak yang tak berdaya, berdasrakan data yang ,di himpun oleh
KPDT sulbar di temukan masi ada 4 kabupaten yang masi tertinggal di antaranya
adalah Mamuju,
Majene, Mamasa, Polewali mandar (Polman),
dan Mamuju Utara. Kendala terbesar yang di alami oleh beberapa daerah di sulbar
adalah SDM yang masi rendah, infrastruktur, ekonomi, dan juga aspek budaya
seperti kesenian masyarkatnya tidak dibina maka tidak heran beberapa kesenian
daerah mulai hilang karena tidak diberdayakan. Nasib ketertinggalan beberapa
daerah di Sul-bar menuai banyak protes yang juga beragam dari berbagai
kalangan. Jika dilihat secara geografis sulbar adalah daerah yang cukup kaya,
dan kemungkinanya untuk setara dengan Sulawesi Selatan sangat besar. Hal
penulis katakan karena masing daerah di sulbar memiliki potensi yang berbeda
dan juga masing menjanjikan. Mislkan di mamuju kebun kelapa sawit cokelat,
kelapa, adalah kekayaan yang sangat memungkinakan memajukan perekonomian masyarakat.
Majene polewali juga di jumpai hasil pertanian warga yang bergerak di bidang
pertanian seperti sawa, dan perkebunan dan juga hasil laut yang cukup melimpah,
Mamasa di daerah ini adalah daerah pegunungan yang sangat subur dan alamnya
yang masi homogen, di daerah mamasa masyarakatnya lebih bergerak pada sektor
pertanian, perkebunan, dan juga hasil hutan seperti rotan dan kayu untuk bahan
bangunan dan juga menwarkan banyak objek wisata yang cukup memukau, sayangnya
potensi yang di miliki beberapa daerah ini tidak diperhatikan secara serius
oleh pemerintah sehingga daerah-daerah ini masi sangat tertinggal.
Namun
faktanya tidak serupa yang di jumpai pada masyarakat, kemiskinan dan ketertinggalanlah
yang lebih nampak di daerah ini. Tidak ada masyarakat yang menolak perubahan ke
arah yang lebih baik, dan tak ada kebaikan yang tertutup dengan perubahan,
melainkan hal ini sinkron yang mestinya dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena
fakta yang memaksa masyarakat untuk harus geram apatis, dan bahkan seolah-olah
menyerah dengan keadaan, tak lain kekesalan ini ditujukan kepada orang yang
pernah dipilihnya menjadi seorang pemimpin.
Kritik demi kritik yang terus dikumandangkan seolah-olah
sedang berbicara pada si tuli, bibir serasa sudah kehabisan kata-kata namun tak
satu pun respon yang mereka berikan. Saat ini situasi mulai memanas di
kabupaten Mamasa sebagian besar jejaring sosial yang dijadikan sebagai media
diskusi orang mamasa yang menjadi ternding topic adalah seputar kegagalam
pemerintah daerah dan pemerintah propinsi, yang dinilai tidak mampu menjalnkan
tugasnya sesuai dengan yang di amanatkan oleh rakyata mamasa. Tak hanya di
media sosial di beberapa kecamatan juga membicarakan topik yang sama. Bahkan
akhir-akhir ini beberapa media sosial yang bergerak di bidang pers memberitakan
bahwa Mamasa ingin bersatu kembali dengan Propinsi Sulawesi Selatan ketimbang
beranaung di bawa pemerintah sul-bar yang hanya di jadikan sebagai bagian yang
bersyarat, tapi tidak diperhatikan kemajuan daerahnya. Berita ini semakin dibenarkan
dengan isu infrastruktur jalan yang menghubungkan antar Mamasa dan kota-kota
lainya seperti polewali hingga tembus makasar yang hingga kini tak ada
perubahan yang signifikan, dan memang penulis pun mengakui jika itu disebut
jalan utama sangat tidak tepat jika di lihat bentuk fisiknya. Lalu apa curhat
seorang gubernur bupati dan aparatur
pemerintah lainya jika melintas di jalan yang tidak layak dilalui
kendaraan ini. Ataukah mereka memerintah
di luar kesadaran.?
Wahai pak Gubernur dan Pak Bupati, jangan menjadikan
kemiskinan yang menghabiskan semangat kami, jangan jadikan pemberontakan
sebagai hiburan, kami tau di kota Mamasa yang kami cintai ini jarang hiburan
namun bukan berarti anarkisme yang dikemas dalam demonstrasi sebagai hiburan
yang kalian sajikan kepada kami. Kami tau kami tak punya kapasitas untuk maju
oleh karenanya kami membutuhkan pemimpin yang siap memacu kekurangan kami
sehingga kelemahan kami menjadi kekuatan, Pak Gubernur dan Pak Bupati yang kami
hormati andaikan bukan kedarmawanan alam yang kuat menopang daerah yang anda
pimpin mungkin daerah ini akan menjadi
sarang kemiskinan, sarang keterbelakangan. Mamasa, ada hingga hari ini itu
karena tuntunan alam yang setia. Ingat alam tiadak akan berbicara bahwa mereka
butuh campur tangan manusia, maka jangn tunggu alam berbicara baru bapak
bergerak menyelamatkan rakyat mamasa. Rakyat tidak mengenang janji namun mereka
mengenang implementai dari janji yang anda telah katakan saat anda menyatakan
siap untuk di berikanan amanat oleh sang pemilik demokrasi yaitu rakyat.
wah.. gimana itu gubernur?
ReplyDeletePemimpin yg lupa klu kekuaasaan itu amanat,, trmh kasih kawan sudah gabung.
Deleteharus ada sistem pemilihan yang lebih baik..
ReplyDeletekalo udah gak pro rakyat ya udah pasti pro uang dan jabatan
ReplyDeletemesti di tumbangkan !
ReplyDeleteYah begitulah gambaran pemimpin kami di Sulbar.. ingin hati menumbangkan beliau tpi apakah kami sudah menyiapkan penggantinya, takunya tumbang lalu yg mengantikan sama saja ataukah mungkin lebih parah, semoga beliu menyadari bahwa ia adalah penentu paling besar atas tanggung jawab yg dimandatkan rakyat sulbar.
ReplyDelete